11.10.01. Penat masih merundungku. Pelan kususuri jalan  pinggiran rel
itu. Senjapun semakin sombong menenggelamkan malam menjadi  hitam.
Pikiranku berkecambuk. Ilmu-ilmu itu membiusku. Angka-angka itu  terasa
asing. Begitu memabukkan tetapi juga menggairahkan. Aku  kembali
menghitung angka-angka. Angka-angka yang berbeda. Angka-angka  yang
semakin menyusut. Dan tak memungkinkan untuk bertahan.  Akupun
memikirkan cara lain. Aku ingin terus belajar, maka aku harus  bekerja.
Aku ingin bekerja, maka aku harus belajar cara hidup di  ibukota.
Hatikupun berontak. Menyita perhatian. Ternyata aku juga  sangat
merindukannya.
Akhirnya aku sampai di padepokan. Kulihat sebuah  surat tergeletak di
meja. Aku begitu mengenali tulisan itu. Tulisan tangan  yang
kunantikan. Hatiku berdebar. Kubaca. Kudiam. Aku  menghitung
angka-angka terakhirku. Cukup buat interlokal. Aku segera lari.  Di
bilik itu kupencet nomor-nomor.
"..."
"oh tunggu sebentar ya  mas. Biar saya panggilin..."
1 menit. 5 menit. 15 menit. Arrgghh.. Uangku  habis. Segera kututup
telpon itu. Kubayar. Dan aku melangkah gontai. Kembali.  Pulang.
"kamu kemana aja sih?ada telpon tuh. Buruan"
"Halo.. Sorry  tadi putus. Uangku habis. Kamu lama banget sih"
"..."
"apa? putus?  Maksudmu? Suratmu tadi?"
"..."
"sudahlah. Aku pusing. Aku mau sholat  dulu"
Dalam sujud aku berkaca. Astagfirullah. Maafkan hamba-MU yang  belum
mengerti hakikat cinta...
18.10.08. Sendiriku di ruang sempitku. Bosan menggonta-ganti  channel.
Cerita-cerita picisan. Berita-berita basi. Nyaris tak ada terobosan  di
 dunia layar bening ini.
Drdrdrd.. Special delivery.. Drdrdrd..
1  unread message. View.
San g usa sgitunya de kalo ama ****..yg laen yg  lebih masi banyak lho...;-)
Haha. Sms yang aneh. Jadi terharu aku,  ternyata masih ada yang
memperhatikanku. Bingung sih sebenarnya mo jawab apa.  Bagiku dia yang
termaksud di sms itu hanya serpihan masa lalu. Indah. Tapi  bukan untuk
diratapi. Untuk disyukuri. Dan bukankah kini aku sudah berlari  jauh
meninggalkannya. Bukankah Aku sedang menunggu sebuah jawaban.  Lembaran
baru. Meski intuisiku mengatakan sekarang belum  saatnya.
Drdrdrd.. Special delivery.. Drdrdrd..
1 unread message.  View.
So?Kembali spt semula,artinya you still my best friend ever yg kpn  pun ada u gw?
Fiuh. Aku seringkali percaya intuisiku. Bukannya pengecut.  Entahlah.
Kami berteman cukup lama. Dia yang kuharap menjadi lembaran  baruku
seringkali mengisi hari-hariku. Well, mungkin ini yang terbaek  buat
kita. Dan hati inipun kembali tersenyum. Lamat-lamat terdengar  alunan
merdu ecoutez.
percayalah kasih cinta tak harus  memiliki
walau kau dengannya
namun ku yakin hatimu untukku
percayalah  kasih cinta tak harus memiliki
walau kau coba lupakan aku
tapi ku kan  slalu ada untukmu
Alhamdulillah. Kini aku lebih mengerti. Lihatlah aku  masih bisa
tersenyum. Hidup lebih dari sekedar nada. Mendayu tapi berpacu  dalam
irama.
seharusnya kau pun menyadari
resah hatiku bila kau  dengannya
seharusnya aku pun tak berharap miliki dirimu seutuhnya
namun ku  pendam rasa
ku hanya ingin kau bahagia
jalani yang kau pilih
jangan  risaukan aku
Dan aku kembali berlari. Melanjutkan hidup yang tertinggal.  Mengejar
mimpi yang mengangkasa..
07.10.03. Jalanan sepi. Berusaha mengakrabi malam. Tampak  berpihak
 pada kesendirianku. Aku masih tepekur di depan toko. Madrasah bisnis
yang  sedang dirintis kini diambang kematian. Penghianatan. Dia.
Saudara sekaligus  rekan bisnisku. Pergi. Hancur sudah. Tak tersisa dan
aku hanya bisa diam.  Sebuah kesalahan fatal.
24.10.08. Menjelang pagi. Pandanganku masih tertuju di  pustaka
bisnisku. Mencoba mengutak-atik angka. Mencorat-coret  diagram.
Bermain-main dengan kata. Sebuah konsep terlahir. 3e2. Ide bisnis  yang
harus direalisasikan.
Theory only a map. It needs a knowledge and  intuition to decide the right path.
Kujelajahi lagi kitab-kitab  marketing. Kutelaah konsep-konsep change
management. Pustaka-pustaka kuliner  menimbulkan minatku. Desain
interior. Teori-teori financial proposing  planning. Ah, gairahku
memuncak. Bias cerita kegagalan tak bisa  menghentikanku.
Langit masih kelam. Kuyakinkan niatku. Aku membaui hujan.  Sebuah
pertanda baik. Aku menyukai hujan. Membersihkan langit. Dan aku  bisa
menatap bintang.
Dan aku kembali berlari. Melanjutkan hidup yang  tertinggal. Mengejar
mimpi yang mengangkasa. Melukis bintang menjadi rasi  yang bermakna.
Mencahayakan pekatnya malam tuk menyongsong pagi yang  baru.
Alhamdulillah... oktober. kali ini aku takkan kalah...
Thursday, October 30, 2008
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
2 comments:
terIma kasIh untuK seLalu ada diSiSi gW, terMasUk ke wC asaL gaK baU kaN :D.
juSt rememBer, you stILL be mY besT frIend taNpa baTas aPaPun...
jaNgan luPa juGa unTuK teTap terSenYuM ya, biaR gW juGa bisa teRsenYuM untUk sahaBaT terSaYaNg gW...
:)
Post a Comment