Monday, November 17, 2008

john "is" legend

tadi malam. capek. setelah sekian lama tidak beraktifitas. akhirnya aku merasa kelelahan. pagi maen sama anak-anak futsalismo. latih tanding dengan anak-anak cosmo. akhirnya kita anak-anak futsalismo menang juga. tapi badanku rontok. menahan beberapa tendangan. cak ase mempercayakan posisi kiper. tetapi merasa senang, karena sebelumnya bisa menyarangkan gol dari titik tengah lapangan, memperdaya kiper legendaris futsalimo. ase. siangnya mengantarnya. ke karawang. meski hanya bisa mencuri pandang. tapi cukup nyaman. entah apa ini namanya. kuharap bukan cinta. aku cukup lelah mengharapnya. biarkan sang waktu yang menjawab.

lampu mati. tv menyala. tanpa henti tangan memencet tombol. tertambat di jak TV. seorang pria tampak di depan piano. alunan nada berdenting. samar kulihat. alunan suara mengumandang. tak salah lagi. itu john legend. dengan lagu lamanya. ordinary people. aku pun terbawa...

john legend - ordinary people

Girl im in love with you
This ain't the honeymoon
Past the infatuation phase
Right in the thick of love
At times we get sick of love
It seems like we argue everyday

[Bridge]

I know i misbehaved
And you made your mistakes
And we both still got room left to grow
And though love sometimes hurts
I still put you first
And we'll make this thing work
But I think we should take it slow

[Chorus]

We're just ordinary people
We don't know which way to go
'cause we're ordinary people
Maybe we should take it slow (Take it slow oh oh ohh)
This time we'll take it slow (Take it slow oh oh ohh)
This time we'll take it slow

[Verse 2]

This ain't a movie no
No fairy tale conclusion ya'll
It gets more confusing everyday
Sometimes it's heaven sent
Then we head back to hell again
We kiss and we make up on the way

[Bridge]

I hang up you call
We rise and we fall
And we feel like just walking away
As our love advances

We take second chances
Though it's not a fantasy
I Still want you to stay

[Chorus]

We're just ordinary people
We don't know which way to go
'cause we're ordinary people
Maybe we should take it slow (Take it slow oh oh ohh)
This time we'll take it slow (Take it slow oh oh ohh)
This time we'll take it slow

[Verse 3]

Take it slow
Maybe we'll live and learn
Maybe we'll crash and burn
Maybe you'll stay, maybe you'll leave,
maybe you'll return
Maybe another fight,
Maybe we won't survive
But maybe we'll grow
We never know baby youuuu and I

[Chorus]

We're just ordinary people
We don't know which way to go(hey)
'cause we're ordinary people
Maybe we should take it slow (Heyyy)
We're just ordinary people
We don't know which way to go
'cause we're ordinary people
Maybe we should take it slow (Take it slow oh oh ohh)
This time we'll take it slow (Take it slow oh oh ohh)
This time we'll take it slow
take it sloww
take it slow
this time we'll take it slow

what a great song from a great legend. aku sungguh terbawa. sederhana. tapi kena. so classic but it works. menurutku pasangan itu harus saling mengisi. bukan saling memaksa. tidak menumbuhkan ego masing. pasangan itu punya satu hati. satu jiwa. tapi punya dua kepala. perdebatan akan perbedaan adalah ujian. tidak butuh jawaban benar ataupun salah. tapi bagaimana memandang suatu masalah. bukan menimbulkan masalah baru. tapi mencari jalan tengah. jika tak mampu menghadapinya. berarti memang tak cocok. bukannya kalah. hanya tak jodoh. dan buat apa terlarut?jika berhasil? selamat satu phase telah terlewati. just one step closer. think positive and don't deal with problem. so classics but works.

so
This time we'll take it slow...

aku (malu) jadi pengusaha

lama sudah kumencari apa yang hendak kulakukan
sgala titik kujelajahi tiada satupun kumengerti
tersesatkah aku disamudra hidupku

Pagi ini. Mendung masih menggelayut. Malas masih mengancam. Perasaan -
perasaan tak enak masih meneror. Mencoba menghilangkan pikiran -
pikiran kusut. Mengutak atik angka. Bermaen dengan konsep. Virus
terlanjur ditularkan. Sebuah konsep harus terealisasi. Inkubator
bisnis jalur indie. Wadah entrepreneurship mungkin jawaban dari semua
pertanyaan yang terngiang di kepala. Mandiri. Merdeka.

Bayangan krisis makin melanda. sekali lagi tantangan muncul. Bisnis
terancam. Ide2 diversivikasi menuju kebuntuan. mungkin ini justru
adalah petunjuk-NYA. Alhamdulillah masih diingatkan. Selama ini
terlalu berbangga diri. Tak pernah keluar kepompong. Terlalu nyaman
dan menghangatkan. Lupa akan hakekatnya sebagai kupu-kupu. Yang ingin
terbang ke angkasa.

kata-kata yang kubaca terkadang tak mudah kucerna
bunga-bunga dan rerumputan bilakah kau tahu jawabnya
inikah jalanku inikah takdirku

Teringat dulu kisah waktu kecil. Teramat suka bermaen layang-layang.
Tapi apa daya uang tak punya. Seorang teman pun bernasib serupa.
Jadilah kita tim pegembira. Pengejar layang-layang putus. 1 layang. 2
layang. 10 layang perhari pernah kita dapat. Adakalanya bagus.
Adakalanya rusak. Tapi tetap kita tak bisa bermaen layang - layang.
Tak punya senar. Apalagi benang gilasan. Naluri alamiah mengajarkan.
Kita jual layang-layang tangkapan. Separuh harga warung pojok.
Layang-layang rusak pun kami perbaiki. Kami jual lagi.
Entrepreneurship. Ternyata sudah begitu lama aku berkenalan dengannya.
Sejatinya kita sudah memilikinya. Sadarkah kita?

Seringkali kawan bertanya. Bagaimana cara menjadi entrepreneurs?sebuah
pertanyaan yang selalu menumbuhkan gairah semangatku. Lebih merdu
daripada rayuan maut roro mendhut. Dalam berusaha aku tak ambil pusing
dengan itungan banyaknya untung. Aku takut riba. Menjadi qarun. aku
lebih suka meracuni orang laen untuk mandiri berbuat serupa. Dan
pertanyaan itu membuat hidupku punya makna.

kubiarkan kumengikuti suara dalam hati
yang slalu membunyikan cinta
kupercaya dan kuyakini murninya nurani menjadi penunjuk jalanku
lentera jiwaku


Yang pertama tumbuhkan niat. Dengan bertanya aku anggap sudah berniat.
50% dari pekerjaan. Lumayanlah. Yang harus dijaga adalah keteguhan.
Continuity. Motivasi dan intuisi. Motivasi untuk menjaga ritme dan
intuisi untuk mengarahkan. Ibarat kata motivasi seperti kopling.
Mengatur kapan mengerem kapan menambah kecepatan. Dan jangan berhenti.
Intuisi seperti kemudi. Mengarahkan laju kita.

Cara paling gampang adalah mulailah bisnis sesuai dengan minat dan
bakat. Kegemaran kamu. Keahlian kamu. Kamu tahu seluk beluknya.
Berpikirlah seperti konsumen. Bikin analisis bisnis. Business plan.
Financial plan. Tuliskan ide2 yang ada dikepala. Jangan hanya disimpan
di kepala. Caranya?tunggu posting berikutnya... lapar aku :D

kubiarkan kumengikuti suara dalam hati
yang slalu membunyikan cinta
kupercaya dan kuyakini murninya nurani menjadi penunjuk jalanku
lentera jiwaku

jenuh

jenuh. terperangkap kepompong. sepi. dan hanya sendiri. sekarat. hampir kehilangan.

Duh Gusti.. turunkan bidadari itu dari singgasananya...

tentang spanduk 100.80.10

Dari eka:
"betewe, td gw baca spanduk yg tulisannya gini:
100 tahun Kebangkitan Nasional.
80 tahun Sumpah Pemuda.
10 tahun Reformasi.

gw jd mikir: itu maksudnya mau ngumumin betapa kerennya uda genap
100, 80 dan 10 tahun gitu? tanpa ngerti makna lebih lanjut?"

Dari hape:
"Kalo menurut gw sih ka, yang bikin spanduk pengen hemat aja. Bikin
spanduk di bulan Mei, trus ntar disimpen untuk dipajang lagi di bulan
Oktober n November, jadi spanduknya satu untuk 3 event, hehehehe,
[ngaco mode : ON].
Versi seriusnya : mungkin mau ngingetin ke para pemuda kali, soalnya
Kebangkitan Nasional gaweannya pemuda (walopun masih ada kontroversi);
Sumpah pemuda gaweannya pemuda; Reformasi gaweannya pemuda juga.
Mungkin cuman mau ngingetin, pemuda sudah banyak menorehkan sejarah di
negeri ini, sekarang saatnya pemuda kembali menorehkan sejarah di
negeri ini (ada hubungannya ama wacana pemimpin muda n pemimpin tua
gak ya ?)"


Pertanyaan yg menarik. Apakah makna angka 100. 80. Dan 10. Yang
tercantum di spanduk yg bertebaran di jalan2 itu. Jadi tergelitik
untuk menengok sejarah.

100 tahun kebangkitan nasional. Apakah artinya bangkit jika kemudian
kita hanya berdiri terpaku. kemudian melangkah gontai?pernah becanda
dengan seorang teman. Kenapa kita kalah dengan bangsa barat? Karena
kita hanya "menjalankan" bisnis. Lalu apa yg dilakukan bangsa barat?
They "run" their business...

80 tahun sumpah pemuda. pemuda2 stovia membentuk budi utomo. Pemuda2
jong (baca:perkumpulan) berkongres dan bersumpah. Suwardi suryaningrat
muda menyebarkan pamflet. Als ik nederlander was.. Menyindir pesta
kemerdekaan belanda yang dibiayai keringat dan darah pribumi. Hatta
muda berorasi d belgia dan mengenalkan kata bangsa Indonesia ke dunia.
Sukarno muda berpledoi dg semangat "Indonesia menggugat". Chaerul
saleh,sukarni menculik dwi tunggal dan memotivasi mereka tuk segera
memproklamirkan kemerdekaan. Sutomo. Sudirman. Dan ribuan lainnya
begitu gigih mempertahankan kemerdekaan. Tapi kini.. Kebanyakan
pemudai terbuai. Terlena. Bahkan cengeng meronta minta jatah kue
kekuasaan. Pemimpin tua. Pemimpin muda.

10 tahun reformasi. Apa tujuan reformasi dulu?apakah hanya sekedar
menggulingkan suharto?itu revolusi kawan. Dan yg seperti kalian tahu
revolusi hanya melahirkan diktator penguasa2 baru. Tak lebih.

Sejarah bukanlah urutan almanak dan peristiwa. Sejarah adalah hikmah
yg dipelajari. Bukan mencari pembenaran. Tetapi kebaikan manfaat
darinya dan akibat kesalahan2nya. Bukan untuk didongengkan tapi
ditadaburi.

Kita satu gerakan dengan perjuangan butet. Sekibaran bendera merah
putih chris john. Seserentak kumandang Indonesia Raya kido+hendra.
Perjuangan tak sebatas kata dalam spanduk. Tak hanya gambar indah
bahasa iklan layar kaca. Perjuangan tak hanya kata. Apalagi perbuatan
yang tak jelas maksudnya. Perjuangan adalah tindakan nyata untuk
berkontribusi ke arah kebaikan. Dan diri ini menyesal karena hanya
bisa beretorika. Duh Gusti...

als ik bung tomo was

Memori ini terlempar ke kenangan waktu kecil. Seorang teman bapak yang
agaknya begitu mengagumi bung tomo,seringkali mencekoki dengan
berujar,"cak san,kon kudu mbangun negeri iki, koyo bung Tomo, meski
gak dianggep dadi pahlawan, gak pernah kapok terus berjuang"
(artinya:cak san,kamu harus membangun negeri ini, seperti bung Tomo,
yang meskipun tidak pernah dianggep sebagai pahlawan, tetapi tak
pernah menyerah untuk berjuang)

Hingga akhirnya menanjak remaja. Teman bapak tadi mengajak ke
surabaya. Di salah satu museum diperdengarkan orasi bung Tomo yang
melegenda tadi. Versi audionya ada disini:

http://www.arsipjatim.go.id/web/ARSIP/WebContent/web/view_koleksi_audio.jsp

diri ini seperti berada di antara kumpulan pemuda. Tampak semangat
memancar di mata mereka. Bom-bom dipasang di badan mereka siap untuk
meledakkan tank2 sekutu yang diboncengi Belanda. Bagi bung
Tomo,perjuangan tidak sebatas kata2,maka beliaupun mengarsiteki bom
syahid itu dan ikut bergerilya. Agaknya pengalaman dan pengetahuannya
ketika menjadi pandu di kala remaja, menjadi bekal yang cukup untuk
melatih insting ke-intelijenan dan kemiliteran.

Sutomo adalah pribadi yang tegas namun lembut. Dan keras namun penuh
kasih sayang. Coba baca surat cintanya kepada istrinya,yang
menceritakan kegalauan dan kerinduannya.

"Pagi ini begitu besar kangenku, sehingga ingin aku menulis kemari.
Aku saiki dadi politikus tenan. Aku rapat sedino nganti ping pitu. Ibu
pertiwi seakan-akan tersenyum di hadapan mataku! Doakan untuk
kakandamu, sayang! Agar aku selalu dapat kekuatan. Hanya di waktu
malam sebelum tidur, aku selalu merasakan adanya kekosongan! Aku tak
mempunyai seorang di sampingku yang dapat melihat air mataku
bercucuran, aku menjadi jengkel karena egoisme yang begitu besar dari
beberapa orang yang mengaku pemimpin. Sampai ketemu sayang. Veel liefs
van je... Tomo (Salam mesra dari Tomo)"

kekritisan bung Tomo dibangun ketika beliau menjadi wartawan (salah
satunya antara). Hingga kemudian membantu sudirman dalam membangun
TNI. Pernah juga menjadi menteri dan anggota parlemen. Tetapi
kekritisannya tidak pernah pudar.

Bung Tomo pernah bersitegang di akhir pemerintahan bung karno. Dari
komunisme sampai kebiasaan belanja istri2 pejabat, berfoya foya di
luar negeri pernah menjadi sasarannya. Beliaupun pernah mendukung
suharto untuk menjadi presiden,tetapi begitu melihat suharto membangun
kerajaan kroni2nya,beliau kembali mengkritik. Kekuasaan yang telah
membutakan nurani suharto, membuatnya dijebloskan kedalam penjara.
Sebagai tapol d tahun 78 dan bebas setahun kemudian. (kumpulan
kritikan bung Tomo dibukukan dg judul "bung Tomo menggugat")

Tahun 81. Sang Khalik memanggilnya. Ketika menunaikan ibadah haji.
Beliau meninggal. Pahlawan ini terlupa. "cacat sejarah" telah
membuatnya "dibuang". Tapi bung Tomo (agaknya) memang ogah dipanggil
pahlawan. Beliau berpesan kepada keluarganya untuk tidak mengajukan
gelar pahlawan bahkan untuk memakamkan di taman makam pahlawan pun
beliau tidak mau. Menurutnya makam itu telah dinodai "pahlawan -
pahlawan kesiangan"

mungkin beliau akan menangis ketika peristiwa heroik yg diarsitekinya
diperingati dengan hingar bingar konser yang bercerita picisnya cinta
dan indahnya perselingkuhan,sungguh memabukkan,ayo goyang.. duyu.. dan
kita akan semakin terbuai..

Agaknya pemberian gelar pahlawan nasional ini bukanlah kemenangan
baginya. Karena perjuangan menuju manusia merdeka belumlah kelar.
Mungkin kalau masih hidup beliau akan kembali berorasi. Melawan
penjajahan bentuk baru,yang berganti topeng dalam hegemoni kekuasaan
ekonomi bernama kapitalisme. Sekali lagi bung Tomo akan
berorasi,menggugah semangat pemudanya.. bukan pemuda2 teler, pemuda2
yg terbuai dan terlena, pemuda2 yang merengek minta jatah kekuasaan.

"Saudara-saudara. Kita pemuda-pemuda rakyat Indonesia disuruh datang
membawa harga diri intelektualitas dan sumber daya alam kita kepada
kapitalisme dengan membawa bendera putih, tanda bahwa kita menyerah
dan takluk kepada kapitalisme ...."

"Inilah jawaban kita, jawaban pemuda-pemuda rakyat Indonesia: Hai
kapitalisme, selama banteng-banteng, pemuda-pemuda Indonesia masih
mempunyai darah merah yang dapat membuat secarik kain putih menjadi
merah dan putih, selama itu kita tidak akan menyerah...."

"Teman-temanku seperjuangan, terutama pemuda-pemuda Indonesia, kita
terus berjuang, kita usir kaum pemuja kapitalisme dari bumi kita
Indonesia yang kita cintai ini. Sudah lama kita menderita, diperas,
diinjak-injak...."

"Sekarang adalah saatnya kita rebut kemerdekaan kita. Kita
bersemboyan: Kita Merdeka atau Mati. Allahu Akbar... Allahu Akbar....
Allahu Akbar.... Merdeka..... !"

Thursday, October 30, 2008

eksotisme senam hamil

Kesiangan. Aku segera buru-buru bangun. Rencananya sih pagi ini mau
ngelihat senam hamil trus siangnya nongkrong di pom bensin. Tapi tetep
aja bangun kesiangan, Argh.. Sindrom insomnia ini agaknya harus segera
dihentikan. Rasa penasaran dari cerita cik gita tentang senam hamil
membangkitkan semangatku. Sapa tahu bisa membuat bisnis baru.
Pelatihan senam hamil untuk pemula :D Aku segera bangun dan berlari.

Setelah membujuk suster bidan depan padepokan, akhirnya diantarlah aku
ke rumah sakit bersalin dekat pasar. Gedung yang lumayan besar. Putih.
Bersih. Beberapa kali terdengar alunan merdu tangisan bayi.
Bidadari-bidadari surga tampak siap berparade menuju sebuah ruangan
besar. Berdinding kaca dengan sebuah cermin besar di tiap sisinya.
Setelah sedikit berbasa basi dititipkanlah aku ke suster yang lainnya.
Dan petualangan pun dimulai.

Ibu-ibu itu masih duduk mengantri. Suster-suster dengan cekatan
mengambil tensi. Agaknya ini prosedur awal sebelum memulai senam. Dari
poster yang ditempel dijelaskan bahwa senam hamil dibagi menjadi 4
tahapan. pertama untuk usia kehamilan 22-25 minggu, kedua untuk 26-30
minggu, ketiga untuk 31-35 minggu, dan yang terakhir usia
36-kelahiran.

Di bangku tampak seorang bapak muda. Tas besar disamping tempat
duduknya. Matanya tertuju ke laptop sambil sesekali mengedarkan
pandangan ke (mungkin) istrinya. Bisa di ajak ngobrol nih. Akupun
memulai obrolan,"istri pertama cak?" Argh, bego salah memulai
pembicaraan nih. Matanya menatap tak bersahabat."maaf.. Maaf..
Maksudku anak pertama?" dan aku memberikan senyuman terbaikku.
"iya" pandangannya masih menuduhku.
"wah, pasti anaknya cantik seperti ibunya. Atau tampan seperti
bapaknya. Hebat ya,mau mengantar istrinya"
Dia pun menutup laptopnya, matanya mulai bersahabat,"amin.. Biar lebih
deket aja mas, dan mumpung belum banyak kerjaan"

Otak relasi bisnisku segera jalan. Sebenarnya sih mau tanya-tanya
lebih lanjut. Tapi sayang kayaknya senam mau dimulai. Tampak seorang
instruktur senam. Ibu-ibu itu berdiri di atas matras. Mas-mas yang
tadi pergi menghampiri istrinya. Berdiri dibelakangnya.

Masih dalam posisi berdiri. Seperti gerakan siap saat upacara bendera.
Kedua tangan diangkat ke atas kepala sambil menarik nafas lewat
hidung. Nafas kemudian dibuang lewat mulut sambil menurunkan kedua
tangan.

Seorang suster menyuruhku menemani seorang ibu. Kayaknya beliau tidak
diantar suaminya. Akupun bergegas dibelakangnya.

Posisi selanjutnya duduk di atas matras. Seperti posisi duduk santai
di tepi pantai. Kaki lurus. Berat badan bertumpu pada kedua tangan.
Telapak kaki di dorong dan ditarik sambil tarik napas dan buang secara
bergantian. Whoosah.. Agaknya senam ini bertumpu pada latihan
pernapasan.

Dalam posisi yang sama. Kedua telapak kaki digerakkan secara
bersamaan. Ke arah depan dan belakang. Tetap dengan tarik dan buang
napas. So,jangan lupa menyikat gigi dan berkumur ya :D

Masih duduk. Kaki dibuka selebar paha. Telapak kaki ditarik ke arah
luar secara bersamaan, lalu kedalam secara bersamaan pula. Jadi
kebayang perjuangan simbok pas melahirkan. Duh Gusti.. Ampuni hambamu
dan sayangi kedua orang tuaku..

Sekarang duduk bersila. Kepala diputar. 1.2.3.4. Tarik napas. 5.6.7.8.
Buang napas.

Posisi berbaring dengan kedua tangan disamping tubuh sedang kedua kaki
ditekuk. Napas ditarik sambil mengangkat kaki membentuk siku. Anaknya
diajar phytagoras. Embuskan napas dan kaki dikembalikan ke posisi
semula.

Pertahankan posisi. Kaki ditekuk. Tarik napas. Pantat diangkat. Tahan.
Embuskan napas sambil menurunkan pantat. Katanya sih buat menguatkan
otot panggul.

Posisi telentang. Seluruh otot tubuh ditegangkan. Genggam tangan.
Telapak kaki ditarik hingga lurus. Mata terpejam. Otot dubur
dikatupkan *bagian ini yang membuatku berpikir untuk melakukannya :D*
terus otot direlaksasi dean membuka telapak tangan dan mata. Telapak
kaki dalam kondisi normal. Ayo ulangi lagi. Sungguh eksotis arti
perjuangan.

Sekarang relaksasi. Posisi berbaring miring ke kiri. Seperti posisi
patung budha tidur. Kaki kanan di depan. Tangan kiri dibelakang dan
tangan kanan didepan muka. Eh kebalik gak ya? Kanan kiriku jadi
disorientasi nih :D intinya sih buat tubuh serileks mungkin.

Itu tadi gerakan tahap pertama. Sebenarnya sih penasaran dengan tahap
selanjutnya di kelas lain. Tapi aku sudah kelelahan. Gerakan - gerakan
tadi menguras banyak tenaga dan biaya. Hayah...

Setelah berpamitan dan mengucap terima kasih. Aku pulang. Di jalan
ketemu mpok reddini.
"darimana san?tumben dah bangun?"
"ikut senam mpok" jawabku sambil cengengesan
"hayah kamu itu,ikut senam apa ngelabain ibu-ibu muda"
"hehe"
"kalo orang dulu itu gak pake senam. Cukup rajin sholat. Gerakan
sholat kan kayak senam. Tinggal atur napas aja"

Hmpph... Bener juga ya. Orang dulu itu emang jago dalam menghayati sesuatu..

Mencari (kembali) Indonesia

Kami putra dan putri Indonesia mengaku bertumpah darah satu. Tanah air Indonesia

Kawan. Siapkah kau dengan perjalanan kita kali ini. Petualangan
terhebat untuk memuaskan dahaga jiwa muda. Benar kawan. Kita akan
mencari nusantara yang hilang. Kapal phinisi yang gagah siap mengantar
kita. Layar terkembang. Merah putih berkibar. Angkat jangkar. Kita
berlayar kawan.

Perjalanan kita mulai dari pulau kecil yang terlupakan. Pulau tersibuk
yang akan menjadi cikal bakal Indonesia. Pulau onrust. 1619. VOC.
Benar lidah kita yang terbiasa dengan kosakata indah menyebutnya
sebagai kompeni. Di tahun itu mereka bersiap-siap menyerang jayakarta
dan memulai kolonialisasi di kerajaan-kerajaan nusantara. Negeri ini
lahir karena kolonialisasi jadi kenapa kita terus bertikai kawan?

Rempah - rempah. Komoditi ini begitu menggoda. Perang salib usai
sudah. Tetapi mereka terlanjur menyukai makanan timur tengah yang kaya
rempah. Hegemoni ekonomi pun berbicara. Rempah - rempah menjadi bukti
kesejahteraan baru. Ternyata kolonialisasi ini tak lebih dari urusan
perut! Ternyata tak hanya rempah. Mereka mulai serakah. Emas. Perak.
Minyak Bumi. Bahkan babu-babu murah. Kapitalisme merajalela. Tanah
yang kaya itu hanya bisa tersenyum getir. Belajar dari sejarah kawan.
Kini saatnya menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Buktikan kearifan
lokal mampu mencipta produk berdaya saing global. Hanya satu tanah
yang bisa disebut tanah airku. Ia berkembang dengan usaha, dan usaha
itu adalah usahaku.

Kita lanjutkan pencarian kita. Jakarta. Miniatur negeri ini.
Modernisme. Bisa menjadi kawan dan juga lawan. Pembangunan begitu
pesat. Gedung menjulang. Industrialisasi merajalela. Kapitalisme
kembali berbicara. Suatu bentuk kolonialisasi gaya baru. Saatnya
rapatkan barisan. Jangan terlena kawan. Coba lihat di pinggiran.
Termarginalkan. Mereka juga bagian dari kita. Meski tidak berdasi.
Tapi mereka punya hati. mereka adalah airmata ibu pertiwi. Bukan
anak-anak haram. Hanya putra putri yang terabaikan. Benar. Pendidikan
kawan. Berilah kail. Ajari memancing ikan dan kita akan berlayar
bersama.

Simpan dulu tangismu kawan. Jaga semangatmu. Kita lanjutkan pelayaran.
Menuju barat. Seperti yang kalian agung-agungkan. Bahkan sampai rela
mencontek. Memabukkan. Membuat kalian berpesta pora.

Kita seberangi selat sunda. Anak krakatau masih gagah memimpin deretan
vulkanik aktif. Menandakan kalau tanah kita subur. Tapi kita terlupa
menggarapnya. Bahkan sampai impor hasil bumi. Sungguh malang.
Memalukan. Sementara kita malah mengirim asap. Zamrud khatulistiwa
mulai terkikis. Go green kawan. Mulai dari sekarang atau nusantara
akan benar-benar tenggelam.

Tak usah termangu dengan negeri tetangga kawan. Negeri ini hanya salah
urus. Tak bisa melihat keunggulan diri. Bukankah bertahun-tahun lalu
mereka belajar dari kita. Jangan terlena representasi barat itu.
Tengoklah nusantaramu. Hampir tenggelam karena kau jual pasir. Oleh
mereka pasir itu diubah menjadi semikonduktor. Bertransformasi menjadi
ponsel. Persis seperti yang ada digenggamanmu itu. Maka, kuasailah
teknologi kawan.

Sumatra. Chrisye. Pulau emas kalau kata orang dulu. Penghasil
pemikir-pemikir hebat. Yang berkilau melampaui zamannya. Sastra kita
tak kalah kawan. Lebih indah. Rajin-rajinlah membaca dan kau akan
terpana.

Sampailah kita di ujung barat. Titik 0.0. Sabang. Kearifan aceh
mengajarkan kita. Pentingnya kedamaian. Daerah yang sedang bangkit.
Pelajari syariahnya. Kalahkan kapitalisme.

Bagaimana kawan? Lebih indah dari barat bukan? Mari kita putar haluan.
Nusantara menunggumu. Kita susuri jalur selatan. Potensi yang belum
tergarap. Eksotisme yang tenggelam. Menunggu asahan otak dan hatimu
kawan.

Java oorlog. 1825-1830. Militansi melawan keserakahan. Itulah wajah
pulau jawa kawan. Selalu mendua. Banyak pembangunan disana. Kemajuan
dan kemunduran. Seimbangkan kawan. Pelajari. Kembangkan. Inilah
universitas kehidupan. Utara dan selatan timpang. Corruption oorlog. Perang (terhadap) korupsi. Siapkah kau memimpinnya kawan?

Kita istirahat sejenak di pulau dewata kawan. Semoga eksotisme tidak
memabukkan kita. Saatnya mengasah kreativitas. Pulau - pulau lain
mengantri tuk digarap. Nusa tenggara.

Timor. Tak usah dendam kawan. Mereka saudara muda kita. Lanjutkan
perjalanan. jangan menyerang. Selamatkan kupang. Kita seberangi arafuru. Aroma kebisuan
itu menyimpan banyak kenangan. Bayangkan kita membantu yos sudarso
dengan KRI macan tutulnya. Dan kita akan mendarat di eksotisme ala
nusantara bagian timur.

Papua. Benar - benar daerah yang tak berayah. Kekayaan tergeruk asing.
Dan kita hanya diam. Bukankah dulu di boven digoel kita suka
berdiskusi tentang kemerdekaan? Kenapa kita melupakan tanah terindah
ini? Pemerataan kawan. Banyak talenta-talenta muda disini. Gandeng
tangan mereka. Kita lanjutkan pelayaran.

Maluku. Kepulauan banda. Ah terlalu banyak eksotisme yang terabaikan
kawan. Gelorakan. Bangkit.

Biarkan kapal ini bernostalgia kawan. Sulawesi. Pelaut-pelaut handal.
Penjelajah yang tak kenal lelah. Memompakan semangat mudamu bukan?

Kalimantan. Pulau yang besar dengan potensi yang besar. Sumber daya
alam tersedia. Sumber daya manusia pun siap sedia bekerja. Sekarang
giliranmu kawan. Jadilah nahkoda. Pimpin armadamu menuju Indonesia
yang adil makmur. Berlayarlah...

Lewu tatau habaras bulau habusung hintan hakarangan lamiang. Lewu
tatau dia rumpang tulang rundung raja dia kamalasu whate. Negeri yang
kaya, yang berpasir emas, berbukit intan, dan berkerikil manik. Tempat
dimana tidak ada kemalangan, kesusahan, dan kesedihan.

Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa satu. Bangsa Indonesia

Keanekaragaman. Bhineka tunggal ika. Semoga tidak hanya menjadi
slogan. Coba lihatlah awak kapalmu kawan. Beraneka rupa. Tak cuma
melayu. Juga melanesia. Senasib sepenanggunganlah yang menyatukan
kita. Berbagai adat istiadat. Berbagai budaya. Melebur dalam kawah
candradimuka Indonesia. Seperti kancing dengan lubangnya. Kalau
disatukan akan mampu menutup apa yang harus ditutupi. Kalau dibuka,
mampu membebaskan apa yang harus dibuka.

Jangan biarkan isu-isu disintegrasi memecah belah kita kawan. Kita
sudah terbiasa dengan devide et impera. Gerakan kita kokoh. Karena
bersama-sama kita arungi badai. Kita sebagai bangsa yang tak
tergoyahkan.

Saatnya melindungi aset-aset bangsa. Jangan biarkan asing mencomot
seenaknya. Lindungi. Berlakukan common creative license. Jaga warisan
kekayaan heritage nusantara.

Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbahasa satu. Bahasa Indonesia

Komunikasi. Dengan komunikasi kita akan semakin kokoh. Banggalah
dengan produk kreatif anak bangsa. Lagu-lagu kita begitu merdu.
Film-film kita semakin bermutu. Komunikasi kita menembus batas.
Kreativitas kita tak terikat jarak dan waktu. Kawan, bahu membahulah
dalam industri kreativitas yang sedang kita rintis. Komunikasikan
Indonesia kepada dunia. INDONESIA RAYA.